PEMETAAN HIDUP
-ARTI
PEMETAAN HIDUP SENDIRI, AKU BELAJAR BAGAIMANA MENYUSUN KEHIDUPAN KU KE DEPAN.
DARI MENDAPATKAN ILMU, DAN BAGAIMANA AKU MENDAPATKAN MIMPIKU.-
“Dari SMN aku belajar, Bagaimana
menghadapi orang keras kepala, bagaimana menjaga profesionalitas hati,
bagaimana mencintai seseorang dalam diam, bagaimana menghargai waktu untuk
bersama, bagaimana merasakan disayangi tapi tak dicintai, bagaimana rasanya
friendzone, dan terakhir, BAGAIMANA RASANYA MEMILIKI PAPAH DAN MAMAH DALAM SATU
ATAP. GEUGEUT DAN EVAN SUDAH MEWUJUDKAN MIMPI TERAKHIR KU. TERIMAKASIH.”
16 Juli 2017.
Berguling ke kanan, berguling ke kiri,
telungkup, kayang, nungging, sampe ngelamun juga sudah dilakukan, karena apa?
Saya gelisah beberapa jam lagi saya akan mengikuti siswa mengenal nusantara.
Entah mengapa saya sangat gelisah saat itu, hingga tepat pukul 3 dinihari, saya
baru bisa terlelap.
Saya pergi bersama Ayah saya, Wakasek Kesiswaan dan Pembina OSIS. Dijadwalkan mulai pergi pukul 8 dari sekolah, ternyata baru bisa pergi saat pukul 8.30, oh Endonesya. Kami menggunakan mobil milik Pembina OSIS, sebab jika menggunakan mobil milik sekolah, mobil itu terlalu besar, akan "useless".
Banyak sekali rintangan yang menerpa kami, dari mengisi bahan bakar, ada mungkin sekitar 4 pom bensin, pertamax habis semua. Macet di Dago Atas, membuat saya sedikit mengantuk, tapi hampir sampai di hotel untuk mengistirahatkan kepala.
Saat sudah sampai di hotel, kami tidak telat. Mendapatkan koper, ransel dan uang akomodasi. Jujur, untukku ini terlalu berlebihan. Terlebih lagi jika mengingat nominal uang akomodasi. Tapi alhamdulillah, beli Handphone baru.
Kemudian memindahkan barangku ke koper, bersalaman dengan peserta yang lain. Saat bersalaman, jujur aku lupa nama mereka, hanya beberapa yang aku ingat. Dan satu fakta unik, perempuan nya cantik semua, aku akan mimpi indah di malam itu.
Pembukaan, acara dibuka oleh Teh Yuni dari Biofarma. Kami diperkenalkan mengenai Biofarma secara umum, lalu BUMN lain seperti Bank Mandiri, PJT 2 dan PTPN VIII. 4 BUMN tersebut adalah penyelenggara SMN JABAR 2017.
Setelah pengenalan BUMN, kami mendapatkan materi mengenai pelatihan menulis yang disampaikan oleh Bapak Eki Baihaki, beliau seorang dosen di Universitas Langlangbuana. Kami mendapatkan pelatihan menulis kurang lebih selama 3 jam yang terasa cepat, menurut saya.
Kami keluar dari aula hotel, dan ternyata bukan Hotel Kembang lah yang menjadi tempat kami menginap, yaitu Hotel Debatara dimana salah satu pelayanan nya yang lain yaitu menyediakan kendaraan antar kota seperti bus. Karena posisi Hotel Kembang dan Hotel Debatara sangat dekat, kami hanya perlu berjalan kaki. Setelah sampai disana, kami pun menunggu beberapa saat untuk koper, karena koper di bawakan oleh pihak Hotel Kembang. Dan roommate ku yaitu Alwan Naufal, laki-laki mungil nan polos yang berasal dari Cirebon.
17 Juli 2017.
Keesokan hari nya, tepat pukul 7 kami menuju Gedung Sate untuk melangsungkan acara pelepasan peserta SMN JABAR dan menerima peserta SMN BABEL. Acara pun berjalan lancar, lebih lancar karena mendapatkan snack.
Menuju puncak gedung sate, itulah kegiatan kami setelah melaksanakan acara pelepasan dan menerima peserta SMN. Kami disana mendengar sejarah terbentuknya gedung sate, lalu kami menuruni puncak gedung sate dengan sangat lelah bercampur semangat. Yang kita rasakan pada saat itu semangat, karena di bawah, Wakil Gubernur Jawa Barat yaitu Pak Deddi Mizwar sudah menunggu. Kami berfoto, bergantian dengan Peserta SMN Bangka Belitung. Sungguh kesempatan yang luar biasa, seniman sekaligus orang terhormat kedua di Jawa Barat ada dihadapan kita.
Selesai dari situ, kami berjalan dibawah teriknya matahari, tepatnya menuju Restoran Sambara, dimana tempat itu menyediakan makanan khas Sunda. Kami disediakan ayam goreng, tumis kangkung, dan beberapa jenis gorengan, makanan yang umum nya ditemukan di daerah Jawa Barat, dan lengkap dengan sayuran. Bersama dengan kontingen Bangka Belitung, kami melahap makan siang kami dengan sangat lahap.
Berdiam diri terlebih dahulu sekitar 15 menit, kami pun menaiki BANDROS, dimana BANDROS adalah kendaraan khas Bandung, yang memang diperuntukkan agar para turis ataupun dari kota lain dapat mengenal lebih dekat Kota Bandung. Berkeliling sekitar 1 jam di kawasan sejarah Kota Bandung, membuat ku memiliki perasaan bahwa aku kurang dalam pengetahuan sejarah.
Setelah menaiki BANDROS, kami menuju Hotel yang dekat dengan Bandara Soekarno-Hatta, yaitu Hotel Amaris Tangerang. Jarak antara Hotel dan Bandara yaitu 3km, memilih hotel yang dekat dikarenakan jadwal penerbangan kami yaitu di siang hari, sekitar pukul 11. Berhubung banyak sekali yang harus di lakukan di bandara, kami pergi menuju bandara lumayan pagi, sekitar pukul 8.30.
Saya pergi bersama Ayah saya, Wakasek Kesiswaan dan Pembina OSIS. Dijadwalkan mulai pergi pukul 8 dari sekolah, ternyata baru bisa pergi saat pukul 8.30, oh Endonesya. Kami menggunakan mobil milik Pembina OSIS, sebab jika menggunakan mobil milik sekolah, mobil itu terlalu besar, akan "useless".
Banyak sekali rintangan yang menerpa kami, dari mengisi bahan bakar, ada mungkin sekitar 4 pom bensin, pertamax habis semua. Macet di Dago Atas, membuat saya sedikit mengantuk, tapi hampir sampai di hotel untuk mengistirahatkan kepala.
Saat sudah sampai di hotel, kami tidak telat. Mendapatkan koper, ransel dan uang akomodasi. Jujur, untukku ini terlalu berlebihan. Terlebih lagi jika mengingat nominal uang akomodasi. Tapi alhamdulillah, beli Handphone baru.
Kemudian memindahkan barangku ke koper, bersalaman dengan peserta yang lain. Saat bersalaman, jujur aku lupa nama mereka, hanya beberapa yang aku ingat. Dan satu fakta unik, perempuan nya cantik semua, aku akan mimpi indah di malam itu.
Pembukaan, acara dibuka oleh Teh Yuni dari Biofarma. Kami diperkenalkan mengenai Biofarma secara umum, lalu BUMN lain seperti Bank Mandiri, PJT 2 dan PTPN VIII. 4 BUMN tersebut adalah penyelenggara SMN JABAR 2017.
Setelah pengenalan BUMN, kami mendapatkan materi mengenai pelatihan menulis yang disampaikan oleh Bapak Eki Baihaki, beliau seorang dosen di Universitas Langlangbuana. Kami mendapatkan pelatihan menulis kurang lebih selama 3 jam yang terasa cepat, menurut saya.
Kami keluar dari aula hotel, dan ternyata bukan Hotel Kembang lah yang menjadi tempat kami menginap, yaitu Hotel Debatara dimana salah satu pelayanan nya yang lain yaitu menyediakan kendaraan antar kota seperti bus. Karena posisi Hotel Kembang dan Hotel Debatara sangat dekat, kami hanya perlu berjalan kaki. Setelah sampai disana, kami pun menunggu beberapa saat untuk koper, karena koper di bawakan oleh pihak Hotel Kembang. Dan roommate ku yaitu Alwan Naufal, laki-laki mungil nan polos yang berasal dari Cirebon.
17 Juli 2017.
Keesokan hari nya, tepat pukul 7 kami menuju Gedung Sate untuk melangsungkan acara pelepasan peserta SMN JABAR dan menerima peserta SMN BABEL. Acara pun berjalan lancar, lebih lancar karena mendapatkan snack.
Menuju puncak gedung sate, itulah kegiatan kami setelah melaksanakan acara pelepasan dan menerima peserta SMN. Kami disana mendengar sejarah terbentuknya gedung sate, lalu kami menuruni puncak gedung sate dengan sangat lelah bercampur semangat. Yang kita rasakan pada saat itu semangat, karena di bawah, Wakil Gubernur Jawa Barat yaitu Pak Deddi Mizwar sudah menunggu. Kami berfoto, bergantian dengan Peserta SMN Bangka Belitung. Sungguh kesempatan yang luar biasa, seniman sekaligus orang terhormat kedua di Jawa Barat ada dihadapan kita.
Selesai dari situ, kami berjalan dibawah teriknya matahari, tepatnya menuju Restoran Sambara, dimana tempat itu menyediakan makanan khas Sunda. Kami disediakan ayam goreng, tumis kangkung, dan beberapa jenis gorengan, makanan yang umum nya ditemukan di daerah Jawa Barat, dan lengkap dengan sayuran. Bersama dengan kontingen Bangka Belitung, kami melahap makan siang kami dengan sangat lahap.
Berdiam diri terlebih dahulu sekitar 15 menit, kami pun menaiki BANDROS, dimana BANDROS adalah kendaraan khas Bandung, yang memang diperuntukkan agar para turis ataupun dari kota lain dapat mengenal lebih dekat Kota Bandung. Berkeliling sekitar 1 jam di kawasan sejarah Kota Bandung, membuat ku memiliki perasaan bahwa aku kurang dalam pengetahuan sejarah.
Setelah menaiki BANDROS, kami menuju Hotel yang dekat dengan Bandara Soekarno-Hatta, yaitu Hotel Amaris Tangerang. Jarak antara Hotel dan Bandara yaitu 3km, memilih hotel yang dekat dikarenakan jadwal penerbangan kami yaitu di siang hari, sekitar pukul 11. Berhubung banyak sekali yang harus di lakukan di bandara, kami pergi menuju bandara lumayan pagi, sekitar pukul 8.30.
18 Juli 2017
Menaiki pesawat, lalu sampai di Bandara Depati Amir Kota Pangkal Pinang, itu adalah landing pertama saya dengan pesawat. Sempat jetlag juga, dan bahkan aku ketakutan dengan landing yang lumayan "kasar".
Disambut oleh pihak PIC SMN BANGKA BELITUNG, yaitu JAMKRINDO DAN SUCOFINDO. Kami menuju Hotel, dan langsung melakukan trip yang pertama. Yaitu menggunakan Pounis, mobil unik dari Pulau Bangka yang terbuat dari kayu. Mengelilingi Kota Pangkal Pinang, dengan suhu yang sejuk. Start di Museum Timah, dan berakhir pun di tempat tersebut lagi. Setelah berkeliling Pangkal Pinang, kami pun mendapatkan materi mengenai timah di Museum Timah. Dari sejarah, pembuatan, hingga kegiatan ekspor-impor timah. Setelah mengunjungi museum timah, trip kami berhenti dan dilanjutkan esok hari, kami pun beristirahat di hotel.
19 Juli 2017, Hari Rabu, kami mengunjungi sekolah tertua di Pangkal Pinang, yaitu SMAN 1 PANGKAL PINANG. Kami disambut dengan sangat spesial oleh guru-guru dan pengurus OSIS SMAN 1 PANGKAL PINANG. Kami menuju aula yang telah disediakan. Bertukar pikiran dengan pengurus OSIS, mengenai program kerja yang sangat berguna untuk diterapkan di Jawa Barat. Berkeliling sekolah, dan ternyata sekolah ini sudah mendapat predikat Adiwiyata Mandiri, dimana predikat ini adalah predikat tertinggi mengenai kebersihan lingkungan sekolah. Aku harus bisa menerapkan nya di SMKN 1 SUBANG, dimana sekolah ku baru memperoleh predikat Adiwiyata Nasional.
Selesai berkeliling, kami berfoto bersama, berpamitan untuk menuju lokasi selanjutnya. Lokasi kedua di hari itu adalah mengunjungi tempat penambangan timah, milik PT TIMAH.
Kami pun disambut oleh para pekerja disana. Dan ada satu yang unik, kami disana menggunakan pakaian safety, seperti helm, sepatu dan rompi. Mendapatkan penjelasan mengenai timah itu bentuknya seperti apa, pengaliran nya bagaimana.
Setelah itu, kami menuju tempat ketiga, yaitu Puri Tri Agung. Puri tersebut diperuntukkan orang orang yang beragama Buddha, Kong Hu Cu, dan Taoisme. Disana pun ada museum kecil yang menampilkan kegiatan yang telah dilakukan disana. Seperti merayakan Imlek yang dihadiri oleh seluruh orang di Pulau Bangka, dari segala golongan.
Tak jauh dari Puri Tri Agung, kami mengunjungi tempat budidaya penyu. Sesuatu yang ironis pun terjadi, di dekat tempat budidaya tersebut ada kapal besar yang sedang melakukan penggalian timah. Sunggub ironis kan? Di satu sisi, kita sedang mengolah kekayaan alam, di satu sisi lagi kita pun tak ingin merusak alam dan habitat nya.
Kemudian kami pun pergi kembali, dan kami sudah di janjikan akan pergi ke pantai oleh tour guide, yeay! Di pantai ini, kami tidak hanya mengunjungi, kami pun bisa berenang disana. Nama pantai nya adalah Pantai Parai. Dan disitu tidak hanya sekedar pantai, ada villa juga. Dan ada satu kejadian yang sebenarnya tidak ingin saya ceritakan. Saya saat renang di pantai mengalami kecelakaan, kaki saya terkena terumbu karang. Akhirnya, ada kenang-kenangan untuk diriku sendiri, sebab hanya itu yang bisa saya dapatkan haha~
Kami makan malam, dengan sangat lahap. Makan di villa, lebih tepatnya di ruang makan villa tersebut, dengan panorama langsung disana yaitu Pantai Parai. Ada makanan yang baru saya temuka, Tekwan namanya. Dan lidahku cocok untuk Tekwan, tetapi untuk yang lain, aku kurang cocok, mungkin karena olahan ikan laut semua. Poor me.
Setelah makan malam, kami menuju hotel kembali untuk beristirahat, dan kalian tahu? kami 13 jam berada dalam kendaraan, bermain dan makan. Tapi, tidak lelah. Mungkin karena saya bersama teman-teman, semuanya terasa cepat dan tidak terasa lelah. Sungguh nirwana.
Kamis, 20 Juli 2017.
Menaiki pesawat, lalu sampai di Bandara Depati Amir Kota Pangkal Pinang, itu adalah landing pertama saya dengan pesawat. Sempat jetlag juga, dan bahkan aku ketakutan dengan landing yang lumayan "kasar".
Disambut oleh pihak PIC SMN BANGKA BELITUNG, yaitu JAMKRINDO DAN SUCOFINDO. Kami menuju Hotel, dan langsung melakukan trip yang pertama. Yaitu menggunakan Pounis, mobil unik dari Pulau Bangka yang terbuat dari kayu. Mengelilingi Kota Pangkal Pinang, dengan suhu yang sejuk. Start di Museum Timah, dan berakhir pun di tempat tersebut lagi. Setelah berkeliling Pangkal Pinang, kami pun mendapatkan materi mengenai timah di Museum Timah. Dari sejarah, pembuatan, hingga kegiatan ekspor-impor timah. Setelah mengunjungi museum timah, trip kami berhenti dan dilanjutkan esok hari, kami pun beristirahat di hotel.
19 Juli 2017, Hari Rabu, kami mengunjungi sekolah tertua di Pangkal Pinang, yaitu SMAN 1 PANGKAL PINANG. Kami disambut dengan sangat spesial oleh guru-guru dan pengurus OSIS SMAN 1 PANGKAL PINANG. Kami menuju aula yang telah disediakan. Bertukar pikiran dengan pengurus OSIS, mengenai program kerja yang sangat berguna untuk diterapkan di Jawa Barat. Berkeliling sekolah, dan ternyata sekolah ini sudah mendapat predikat Adiwiyata Mandiri, dimana predikat ini adalah predikat tertinggi mengenai kebersihan lingkungan sekolah. Aku harus bisa menerapkan nya di SMKN 1 SUBANG, dimana sekolah ku baru memperoleh predikat Adiwiyata Nasional.
Selesai berkeliling, kami berfoto bersama, berpamitan untuk menuju lokasi selanjutnya. Lokasi kedua di hari itu adalah mengunjungi tempat penambangan timah, milik PT TIMAH.
Kami pun disambut oleh para pekerja disana. Dan ada satu yang unik, kami disana menggunakan pakaian safety, seperti helm, sepatu dan rompi. Mendapatkan penjelasan mengenai timah itu bentuknya seperti apa, pengaliran nya bagaimana.
Setelah itu, kami menuju tempat ketiga, yaitu Puri Tri Agung. Puri tersebut diperuntukkan orang orang yang beragama Buddha, Kong Hu Cu, dan Taoisme. Disana pun ada museum kecil yang menampilkan kegiatan yang telah dilakukan disana. Seperti merayakan Imlek yang dihadiri oleh seluruh orang di Pulau Bangka, dari segala golongan.
Tak jauh dari Puri Tri Agung, kami mengunjungi tempat budidaya penyu. Sesuatu yang ironis pun terjadi, di dekat tempat budidaya tersebut ada kapal besar yang sedang melakukan penggalian timah. Sunggub ironis kan? Di satu sisi, kita sedang mengolah kekayaan alam, di satu sisi lagi kita pun tak ingin merusak alam dan habitat nya.
Kemudian kami pun pergi kembali, dan kami sudah di janjikan akan pergi ke pantai oleh tour guide, yeay! Di pantai ini, kami tidak hanya mengunjungi, kami pun bisa berenang disana. Nama pantai nya adalah Pantai Parai. Dan disitu tidak hanya sekedar pantai, ada villa juga. Dan ada satu kejadian yang sebenarnya tidak ingin saya ceritakan. Saya saat renang di pantai mengalami kecelakaan, kaki saya terkena terumbu karang. Akhirnya, ada kenang-kenangan untuk diriku sendiri, sebab hanya itu yang bisa saya dapatkan haha~
Kami makan malam, dengan sangat lahap. Makan di villa, lebih tepatnya di ruang makan villa tersebut, dengan panorama langsung disana yaitu Pantai Parai. Ada makanan yang baru saya temuka, Tekwan namanya. Dan lidahku cocok untuk Tekwan, tetapi untuk yang lain, aku kurang cocok, mungkin karena olahan ikan laut semua. Poor me.
Setelah makan malam, kami menuju hotel kembali untuk beristirahat, dan kalian tahu? kami 13 jam berada dalam kendaraan, bermain dan makan. Tapi, tidak lelah. Mungkin karena saya bersama teman-teman, semuanya terasa cepat dan tidak terasa lelah. Sungguh nirwana.
Kamis, 20 Juli 2017.
Kunjungan pertama di hari itu sebenarnya lebih cocok dikunjungi saat hari terakhir di Pulau Bangka. Sebab, tempat yang dikunjungi yaitu Home Industry Kritcu aka Kerupuk Telur Cumi, yang sangat cocok untuk dijadikan oleh-oleh. Jujur, disini aku bimbang, bimbang karena beli oleh-oleh di pabriknya atau di pusat oleh oleh saja. Karena, jika beli di pabriknya, pasti lebih murah, dan memang benar saja! Harga perbungkus tanpa label 10.000/250gr! Kalau di pusat perbelanjaan, harga per 250gr yaitu 32.500, sedikit terkikik geli saat mendengar perbedaan harga hanya karena seutas kertas label haha~
Disana, kami menemukan para pekerja yang dominan ibu rumah tangga. Dari tim pengolah, bagian mencampur bahan, memotong bahan, menggoreng dan satu lagi packaging. Jika di perkirakan ada sekitar 20 pekerja disana. Dan khusus untuk bagian menghoreng, ada beberapa abang-abang yang menggoreng, mungkin alasan nya ayu-ayu jangan sampai kepanasan ya. Duh sweet sekali.
Dan kebetulan, oleh owner nya langsung kami disambut. Dan pabrik yang kami kunjungi pada saat itu adalah salah satu cabang pabriknya. Abang nya kaya banget haha, punya beberapa cabang pabrik Kritcu. Ditawari pula kami membeli Kritcu sehara 10.000/250gr di tempat tersebut. Dan aku pun tergoda untuk membeli, aku membeli 8 bungkus untuk dijadikan oleh-oleh. Alhasil, aku ribet di bus dengan dua kantong plastik yang berisikan 8 bungkus Kritcu aka 2kg Kritcu haha~
Membeli, sudah. Berfoto, sudah pula. Kami pun menuju tempat selanjutnya. Yaitu hutan mangrove, yeay! ><
Jarak antara pabrik Kritcu dan Hutan Mangrove tak terlalu jauh, lumayan untuk tertidur sebentar.
Hutan Mangrove, ini pertama kali aku ke hutan mangrove, dan itu SANGAT INDAH. Dari daratan ke tempat yang dituju, kami menggunakan speedboat, yang bahkan kami hampir jatuh ke air haha~ sungguh menarik!
Saat sudah sampai di tempat yang dituju, tempat ini seperti rumah pohon. Terdapat gazebo kecil yang sangat cocok untuk digunakan membaca novel dengan suasana yang sangat tenang. Banyak sekali tempat untuk berfoto, lebih tepatnya anak sekarang menyebutnya "Instagramable". Aku berkeliling kawasan hutan mangrove, dan kalian harus tahu, jalanan setapak di hutan mangrove ini bukan menggunakan tanah, melainkan menggunakan kayu yang dibuat merupai jalanan. Sungguh estetik sekali><
Setelah memenuhi ruangan handphone dengan mengambil gambar di hutan mangrove, kami pun makan siang. Ini adalah makan siang paling unik selama di Bangka Belitung, mengapa? Karena kami akan makan jamur yang satu kilogram nya seharga 3.500.000! Walaupun aku hanya makan dengan beberapa lembar jamur itu, tapi aku merasa sangat beruntung makan jamur tersebut. Kami pun diperkenalkan mengenai jamu pahit yang berkhasiat untuk mengobati penyakit, dan lebih tepatnya kami di daerah Pelawan.
Setelah makan siang dan diperkenalkan mengenai madu pahit, kami langsung menuju sarang sari lebah penghasil madu pahit. Disini, something creepy was happen, aku merinding melihat kerumunan lebah yang mungkin jumlah nya sekitar 2000 ekor lebah yang sedang menempel untuk memproduksi madu. Tak lama, setelah mengambil gambar untuk teman ku, kembali ke bus adalah tujuan ku. Tubuhku serasa ada yang merayap setelah melihat kerumunan lebah itu, kalau kata bahasa sunda nya, aku merasa "gararetek".
Tak jauh dari penangkaran madu, kami menuju kebun lada. Tentu saja lada. Aromanya bahkan setelah pintu bus terbuka, aku merasa sesuatu yang menusuk hidung ku, aroma merica. Kami mendatangi kebun lada yang luasnya ratusan hektar dan ditanami ratusan ribu pohon lada, Masya Allah. Mendengar penjelasan, merasakan lada dan berfoto. Seakan mengambil gambar lebih penting dibandingkan mendengar materi, hahaha~ ><
Aku baru tahu, bahwa lada yang matang, lebih tepatnya yang berwarna merah, bisa di makan dan rasanya manis. Jika memakan lada warna merah hanya kulitnya saja, itu akan terasa manis, tetapi, jika makan dengan bijinya, maka akan terasa pahit dan pedas. Tak lama, sekitar 20 menit kami di tempat tersebut, dan segera menaiki Bus Jablay. Dan itu trip kami di hari Kamis. Dan di hari itu, gebetan ku marah. Sedih sekali hatiku.
Kunjungan ke PT Timah di Muntok, yang jaraknya dari Pangkal Pinang yaitu 150 km yang ditempuh dengan waktu selama 3 jam. Kami disambut oleh para pekerja PT Timah, dan langsung diberikan video profil tentang PT Timah.
Setelah menonton video yang berdurasi 10 menit, untuk laki laki melakukan persiapan sholat jumat, dan untuk perempuan menunggu di aula. Dan ini di hari jumat, tentu saja.
Kami mengunjungi PPBT atau unit pengolahan mineral, di unit ini melaksanakan dimana dimulai dari penerimaan biji timah sampai dengan penyimpanan mineral ikutan timah. Lalu mengunjungi unit pabrik peleburan dan pemurnian, unit dermaga, unit keteknikan dan perawatan, dan terakhir adalah unit gudang bijih dan logam.
Di masing masing tempat tersebut, ada beberapa kesamaan. Pertama, kami melihat biji timah yang menggunung, kedua, kami merasakan suhu yang sangat panas, apalagi di unit peleburan dan pemurnian. Menurut para tenaga kerja di PT Timah, suhu alat nya saja untuk peleburan timah itu hingga 1000 derajat celcius.
Kami berjalan dengan menggunakan pakaian safety, seperti helm, masker dan sepatu. Bahkan beberapa teman ku yang menggunakan sendal, diberi pinjam sepatu demi keamanan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Saat di dalam bus menuju unit-unit yang ada di PT Timah, kami masih merasa dingin karena AC. Tapi, sepersekian detik setelah pintu bus dibuka, suhu panas mulai terasa. Dan mataku sangat dimanjakan debgan tumpukkan timah batangan ukuran 25kg, rasanya ingin menjual mereka saat ini. Di unit gudang ini, suhunya lebih hangat, sebab tak ada kegiatan produksi timah atau pengolahan apapun, jadi tak ada alat-alat yang membuat kita kepanasan.
For Your Info, di hari Jumat ini, kami hanya mengunjungi satu tempat saja, jadi setelah kunjungan ke PT Timah ini, kami tak ada kegiatan kunjungan kemanapun lagi. Dan, keesokan hari nya, kami akan naik pesawat untuk ke Pulau Belitung, Negerinya para pemimpi~! HOREEEE! ><
Sabtu, 23 Juli 2017.
Beberapa hari lagi kami harus berpisah, dan di hari itu adalah penerbangan kedua kami bersama. Kami akan pergi ke Pulau Belitung! Morning call pada saat itu pukul 6, memang agak nyantai, karena penerbangan pun agak siang dan jarak bandara yang cukup dekat. Seperti biasa, makan di lobby hotel, ditemani earphone dan bubur Hotel Cordella, dan selalu saja aku bingung memilih topping untuk bubur. Kebiasaan.
Setelah dirasa cocok untuk sarapan, aku mulai melahap nya, dengan sangat anggun, dimana aku harus menerapkan table manner ku, ingin menangis rasanya saat sadar bahwa aku jurusan administrasi perkantoran, dan hal ini terbawa hingga acara SMN. Mungkin kalian bingung apa hubungan nya antara makan dan jurusan administrasi perkantoran, ah sudahlah.
Taking a bath, tentu sebelum sarapan. Setelah sarapan akupun menyiapkan beberapa pakaian untuk di Belitung, karena kami hanya satu malam disana, dan koper di titipkan di Hotel Cordella.
Setelah di Bandara, aku ada insiden, sempat dimarahi oleh Kang Rendra, harusnya baris malah foto-foto wkwk~ dibagi tiket pesawat, dan sang ketua kelas pun berteriak "Jangan lupa boarding pass nanti dikasih ke aku kalau udah sampe Belitung ya! Geugeut tolong koordinir yang cewek!" Duh, papah dan mamah.
Aku duduk bersebelahan di pesawat dengan makhluk tak kasat mata bernama Ariq, yang selalu sensian dimanapun saya dekat dia. Saya menyebut nya PMS abadi, tapi saya gak berani ngomong, karena dia suka marahin saya.
2nd flight, it will be a differet flight, total seat berbeda, maskapai berbeda, pelayanan pun berbeda, jarak nya pun berbeda, jadi saya harus menyesuaikan. Dan entah kenapa, saya tertawa saat kami menggunakan pesawat hanya membutuhkan waktu kurang lebih 25 menit, receh banget ya.
First impression sesaat turun dari pesawat, "Wah gila, lebih panas!" Dan peserta lain pun setuju dengan perkataan saya.
Menuju bus yang berbeda, dan tentunya bukan bus jablay, ah aku merindukan mu jablay. Kami diperkenalkan oleh tour guide yang baru. Menyesuaikan lagi, huh. Kami diajak untuk makan siang, dan sekali lagi, kami makan seafood, untuk hal ini kami tidak perlu menyesuaikan lagi. SMN JABAR, 27 orang dengan dengan usus yang elastis, dapat membesar sekitar 200% dari ukuran asli, maka porsi makan pun berlebih. Masya Allah.
Perjalanan berlanjut, yang pertama kami singgahi adalah rumah Bapak Ahok saat kecil. Berupa Rumah Panggung, dimana khas Bangka Belitung. Di rumah tersebut, kami hanya berfoto, tak terlalu banyak hal yang kami lakukan.
Selepas dari tempat tersebut, kami menuju Museum Kata milik novelis terkenal asal Belitung, Andrea Hirata. Di museum tersebut, terdapat quotes yang memang memotivasi diri untuk selalu menjadi seseorang yang lebih baik. Ada juga toko souvenir kecil di Museum Kata, yang menjual official goodies Laskar Pelangi. Di tempat itu, aku hanya berfoto di ruangan yang cita rasa seni nya sangat tinggi, bisa disebut estetik lah. Sebab, jika aku melihat harga dari official goodies Laskar Pelangi, lumayan dapat membuat dompet ku menangis.
Sekitar 30 menit di Museum Kata, kami menuju primadona trip SMN JABAR, kalian tahu apa? REPLIKA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH LASKAR PELANGI! WOOHOO~!
Dibayanganku, SD Muhammadiyah itu memiliki lahan yang besar, tapi setelah melihat aslinya, lahan itu kecil. Sungguh ilusi optik yang dilakukan Kameraman sangat menakjubkan, sehingga lahan kecil dapat terlihat seperti lahan besar.
Salah satu hal yang membuat aku takjub mengenai tempat ini adalah pasir putihnya yang sangat lembut. Berfoto dengan background SD Muhammadiyah, sungguh luat biasa, bisa aku jadikan bahan kesombongan untuk teman-temanku di sekolah haha~>< Kami masuk ke dalam sekolah, sunggub sama persis, keadaan dinding yang terbuat dari kayu, meja rapuh yang digunakan untuk belajar, dan juga ruangan kepala sekolah, dimana ruangan tersebut menjadi tempat kepala sekolah menghembuskan nafas terakhirnya, aku ingat sekali hal itu.
Di ruangan kelas, kami membuat Mannequin Challenge, ya, walaupun trend itu sudah selesai, kami membuat kenang-kenangan dengan hal itu. Dan aku berperan menjadi anak yang di hukum dengan mengangkat satu kaki. Sungguh menyenangkan!
Selesai dengan segala kegiatan di hari itu, kami kembali ke Tanjung Pandan, tepatnya ke hotel, nama hotel kami saat itu Hotel Puncak yang dekat dengan alun-alun. First impression, hotel ini mewah, tapi akan menyebabkan perasaan "Scared to be lonely", duh kaya judul lagu :(
Setelah pembagian kamar, aku bergegas menyiapkan segala sesuatu untuk mandi, tentunya pakaian dan alat mandi.
Mandi selesai, aku menuju ke kamar temanku, karena sangat membosankan di kamar. Pertama, aku menuju kamar Dwiyan dan Ariq, lalu menuju kamar Geugeut dan Silvy, lalu ke kamar Evan dan Alwan, lalu pergi ke lobbi untuk membantu Geugeut dan Evan dalam membuat bahan presentasi.
Sempat berkeliling Belitung dengan beberapa teman yang lain, membeli cemilan, tepatnya kami menemukan penjual Takoyaki. Akhirnya menemukan makanan global wkwk~
Dan beruntungnya aku, dibelikan makanan oleh teman ku tersebut, walaupun sedikit merengek padanya.
Ada satu kejadian tak mengenakkan padaku, dimalam itu aku terjadi "kerasukan". Hanya beberapa orang saja yang tau mengenai hal ini. Tapi aku tak ingin membahas hal itu, sungguh.
Minggu, 24 Juli 2017.
Akhir dari seluruh trip yang dilaksanakan. Di hari terakhir trip, kami mengunjungi Pantai Tanjung Tinggi, dan pantai ini identik dengan tempat pengambilan gambar di salah satu scene Laskar Pelangi. Aku sejujurnya hanya menjadi fotografer seseorang disini, dan sangat tidak menikmati trip disini karena harus menjadi fotografer pribadi orang tersebut. Tapi tak apa, aku selalu tersenyum apapun yang terjadi, overall, thanks BUMN! Jujur, di Pantai Tanjung Tinggi kamera teman-teman ku penuh sekali dengan semua jepretan foto. Semua panorama di Tanjung Tinggi, sangatlah indah. Bahkan dari sudut manapun, semuanya sangat indah.
Berfoto di tempat tersebut, kurang lebih sekitar 1 jam di tempat tersebut. Dan kalian tahu? Setelah dari situ, kami menuju bandara lagi untuk menuju ke Pangkal Pinang. Maskapai bergambar singa yang kami gunakan untuk menuju ke Pangkal Pinang. Penerbangan kami bersama yang ketiga kalinya, sangat senang~!
Kurang lebih, 20 menit kami sudah sampai di Bandara Depati Amir. Menyadari suatu hal, aku sedikit menitikkan air mata bahwa kita tersisa dua hari untuk bersama secara lengkap. Mencoba untuk tidak menitikkan airmata, dan ya, itulah yang terjadi.
Makan siang, sudah dapat kami tebak. Kami makan siang terlebih dahulu sebelum menuju ke hotel. Sesudah makan siang, kami menuju ke hotel, dan ada sesuatu yang aneh, kami ada di hotel saat siang hari. Biasanya kami meninggalkan hotel di pagi hari, dan datang kembali di malam hari. Tapi ini pertama kalina kami menapakkan kaki di hotel saat siang hari. Aneh, itu perasaanku. Lalu kami diberi waktu free dari pukul 2 siang sampai pukul 5 sore, dan tour guide kami menjanjikan akan membawa makanan, yaitu martabak dan otak-otak. Sungguh nirwana untuk kesekian kalinya haha~
Pukul 5 sore, kami makan martabak dan otak-otak dari tour guide. Sungguh nikmat sekali, terutama otak-otak yang lebih aku suka, walaupun ukuran nya hanya sebesar dua ruas jari saja. Schedule selanjutnya, di pukul 18.30, kami akan menghadiri acara penutupan SMN JABAR-BABEL di kantor Gubernur Bangka Belitung. Dan kami disana bertemu dengan SMN Bangka Belitung untuk kedua kalinya, yang pertama saat pembukaan SMN di Bandung. Kami di jamu makan malam, sebenarnya aku tidak nafsu makan, karena aku sudah nangis duluan sebelum pembukaan. Hasilnya? Anak SMN JABAR meredakan tangisanku yang berujung semakin parah tangisan nya, malu aku. Bayangkan, menangis sambil mengambil nasi, ikan, dan dilihat oleh seluruh pejabat dan tamu, kalo bahasa sunda nya, aku dalam keadaan 'sesegukan' pada saat itu.
Makan berjalan lancar, dan ada satu hal yang membuat aku benci panitia dari BUMN, mereka menampilkan video kebersamaan SMN JABAR dan BABEL selama 10 hari, alhasil, tangis ku pecah lagi, dan anak SMN JABAR beberapa ikut menangis saat melihatku menangis dengan kencang. Aku benci panitia, tapi... TERIMAKASIH :')
Kami diundang oleh MC untuk menyanyikan Laskar Pelangi bersama-sama, disitu aku menahan tangisku sampai lagu selesai. Dan aku berhasil untuk tidak menangis, yeay! >< Saat turun dari panggung, aku mendengar salah satu dari kami berbicara, "Kapan kita bisa bareng-bareng lagi? Aku bakal kangen kalian." Dan untuk ketiga kalinya, aku menangis. AKU BENCI KALIAAANNNNN!
Selama perjalanan, teman-teman bernyanyi, dan aku tetap melamun sampai di hotel. Berkumpul di lobby, briefing mengenai esok hari. Dan selanjutnya, kami harus berkumpul di kamar Fauzi untuk menonton video hasil editing Luthfi dan lain nya. Terdiam semua di ruangan itu, aku sayup sayup mendengar suara tangisan dari anak-anak SMN JABAR. DAN LAGI LAGI AKU MENANGIS.
Pemutaran video sudah, dan kami pun saling mengutarakan perasaan kami selama 10 hari bersama. Menciptakan atmosfer yang berbeda saat kami mengucapkan "unek-unek" kepada teman yang lain. Dan kebetulan Evan menunjuk ku untuk mengeluarkan isi hati yang pertama.
Mengeluarkan isi hati sudah, dan kami saling berpelukan meminta maaf kepada masing-masing peserta, menciptakan suasana haru yang sangat dalam. Sungguh menyedihkan huhu ㅠㅠ Dan setelah kegiatan itu, kami kembali masing-masing ke kamar.
Senin, 25 Juli 2017.
Dipagi hari ada yang berbeda! Sarapan lebih cepat dari biasanya, yaitu pukul 6 pagi. Dan kami setelah sarapan harus ke lantai 5, untuk apa? Untuk menggunakan pakaian adat khas Bangka Belitung. Jujur, saat menggunakan pakaian ini, aku merasa seperti Upin dan Ipin disaat lebaran.
Trip satu, kami menuju BBG atau Bangka Botanical Garden, dimana di tengah-tengah hutan tersebut, ada rumah adat khas Bangka, tujuan nya hanya satu, berfoto. Berfoto gaya formal, layaknya raja bersama pasukan nya, aku merasa paling tampan, yaks.
Tak lebih dari 20 menit, kami melanjutkan perjalanan menuju Kampung Budaya. Disambut dengan tarian Selamat Datang khas Bangka, penari nya amoy sekali. Hatiku berdegup kencang, lah.
Kami disambut oleh pendiri Kampung Budaya, dan diajak bercengkrama sesaat. Dan seperti biasa, perut kami dimanjakan oleh makanan Khas Bangka yang menurutku sedikit familiar, seperti seblak di Jawa Barat, hanya saja menggunakan kerupuk putih yang ada di warung klontong. Nikmat sekali, dilanjut dengan klepon yang sangat aku rindukan. Jujur, di Subang, Kabupaten ku, susah sekali mencari klepon saat ini, yang ada hanyalah makanan cepat saji.
Selang beberapa menit setelah makan, kami diajari untuk menari. Untuk anak laki-laki, banyak yang melihat saja, tetapi para pembimbing dan perempuan ikut berlatih. Saya pun hanya melihat teteh amoy yang lagi menari saja wkwk~~
Kembali ke hotel adalah tujuan kami selanjutnya, dan kalian tahu? Ini saatnya laporan kami kepada pihak JAMKRINDO dan SUCOFINDO mengenai apa saja yang sudah kami dapatkan selama di Bangka dan Belitung selama 7 hari. Yang mempresentasikan nya yaitu Papah dan Mamah, alias Kang Evan dan Teh Geugeut. Mereka menjelaskan dengan sangat lancar jaya, tanpa hambatan yang berarti. Dan kami pun dipuji karena sudah mempresentasikan nya dengan baik, pembuatan slide yang sangat rapi dan menarik. Sungguh, sangat lega! Tugas kami selesai.
25 Juli 2017.
Sungguh, hal ini berat untukku. Berpijak di bumi timah dan di bumi laskar pelangi, ini tak akan aku lupakan semasa hidupku. Meninggalkan segala objek memori yang sudah mengalun indah di hati masing-masing insan. Sungguh sesuatu yang sangat bermakna untuk hidupku. Cepat atau lambat, perpisahan akan terjadi.
Sekitar satu jam menggunakan pesawat menuju Soekarno Hatta. Membawa koper beserta oleh-oleh yang sangat banyak.
Menuju Bandung, salah satu mimpi buruk, aku yang menganggap hal itu. Kenapa? Karena perpisahan akan terjadi saat itu. Sekitar 4 jam perjalanan Tangerang-Bandung. Kami menuju Kantor Dinas Pendidikan Jawa Barat, dan disambut oleh Sekdis Disdik Jabar untuk penerimaan
kembali peserta Siswa Mengenal Nusantara. Acara hanya berlangsung selama 30 menit, dan kami benar benar berpisah disitu. Aku tak mau menceritakan hal jni terlalu mendetail, alasan utama, aku tak mau lebih menghayati hal ini dan kembali bersedih mengingat kebersamaan kita yang pernah dilalui bersama.